Pemimpin diantara pemimpin #1

Kenapa saya tidak pernah serius dengan kata - kata “bahwa musuh sebenarnya adalah diri sendiri”. Saya jadi ingat saya pernah bermimpi, “ah buat usaha di sektor apapun itu mudah, jika..”

Jika yang sekarang sudah berubah menjadi kenyataan. Jika saya punya teman - teman yang satu visioner. Jika saya punya proyek besar. Jika saya punya server. Jika saya punya jika.

Pada saatnya kita paham bahwa ternyata dengan datangnya proyek besar, datangnya juga harapan yang besar dari masing - masing stakeholder itu sendiri.

Pada saatnya kita semua meributkan uang dengan kebodohan dicampur rasa tegesa - gesa. kita para orang pintar yang paham bahwa “aku harus mengambil lebih dari apa yang untuk aku keluarkan”, bahwa “saya harus kembali modal atau pemikiran bahwa kita telah mengeluarakan waktu dan hingga biaya yang mungkin hanya terjadi sekali dalam seumur hidup kita” tentunya lupa dengan pemikiran tenang dan bijaksana.

Tuhan maha bijaksana, Tuhan maha sabar.
salah satu surat yang saya sering ulang berkali - kali adalah surat Al ash. surat yang serba kebetulan pendek. sehingga bagus untuk menetralisir energi lingkungan jakarta yang memang diciptakan tergesa - gesa saat memang saya tergesa - gesa.

Jika kata tuhan, kita diciptakan sebagai rahmatan lil alamin kepada dunia ini. dalam penerjemahan saya salah satunya adalah sebagai rahmat terhadap sebanyak - banyaknya manusia.

Kita memang pelupa, jika seharusnya kita melihat kesempatan dari jangka panjangnya, keuntungan bersama - sama. bahwa esensi bisnis atau kerjasama adalah;

jika saya berbisnis sendiri saya hanya bisa dapat 1x tapi jika berbisnis besama - sama saya bisa dapat 1x(titik)lebih.

lebih tepatnya bukan lupa. tapi kita orang pintar, selalu merasa bahwa saya lebih dari si a. akan terus berubah menjadi rasa tidak percayanya satu antara lain. yang menimbulkan perpecahan di hampir semua sektor.

Sehingga akan menjadi:

Saya 1.2x kenapa anda 1.3x? kenapa saya kurang dari dia? kenapa dia dapat lebih? usaha apa yang saya kurang dari pada si x? sama - sama saling menggunakan kata saya.

Lupa bahwa yang penting lebih efisien bersama - sama, yang penting lebih untung secara personal financial, meskipun sedikit.

Dengan lupanya esensi bisnis lupanya juga logika atau akal yang membedakan kita antara mahluk lainnya. peringatan ini datang dari sahabat saya. dan tulisan ini hanya untuk pengingat pribadi.

#1 dari rahmatan lil alamin, kembali ke esensi, kembali ke tuhan.

Semoga saya diberikan kearifan untuk menyelesaikan masalah ini dimasa ini dan dimasa depan.

Dengan Semangat,
Adam Ramadhan

 
7
Kudos
 
7
Kudos

Now read this

Knowledge

written at the two ends of the day 27/10/15 Its always a love hate relationship with knowledge. the thing is the more i learn, the more wider i see in every aspect. there’s even times where i can defiantly distinguish between emotions... Continue →